Pahami 3 Strategi Bertahan Setelah Hijrah



MEMANG hijrah punya banyak keajaiban. Sim sala bim ampuh membuat manusia berubah pilihan seketika. Seketika berproses menjadi orang yang santun lagi taat. Seketika merubah kebiasaan buruk menjadi baik.

Seketika pula merubah agar kejahatan dimasa lalu tak terulang dimasa kini. Cukuplah selalu berharap agar setiap titik perbuatan membekaskan pahala.

Tapi jangan kira proses setelah hijrah mudah jalannya. Mental baja takkan Allah bentuk dalam diri setiap hamba dengan sekali panggang ujian. Karenanya, pahamilah 3 strategi ini:

1. Ikhlas dalam beribadah serta mengingat tujuan hidup

Ikhlas merupakan amalan hati. Yang tahu seberapa tulus kita beramal dan seberapa besar kita ingin pujian manusia, sungguh hanya diketahui antara hamba dan Tuhannya.

Perlu diketahui bahwa sejatinya semua perbuatan kita adalah ibadah selama niat hanya mengharap rida Allah dan dilakukan dengan cara yang dibenarkan Islam. Ibadah bukan melulu tentang salat, puasa, zakat dan semua yang terkait amalan spritual. Tapi bekerja adalah ibadah, belajar disekolah atau kampus juga ibadah, bahkan melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci pakaian, juga adalah ibadah. Selama niat dan caranya benar.

Bagi siapapun yang telah berhijrah, yang penting kita tanamkan dalam diri bahwa ibadah ini adalah tujuan mengapa kita diciptakan.

Allah Ta’ala berfirman:

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku“. (QS. Az-Zariyat: 56)

Maka tatkala terpaan ujian menguji iman itu datang, kuatkan visi hidup kita karena apa kita berada disini. Sehingga bagi kita tak ada pilihan lain kecuali bertahan dalam ujian serta menyelesaikan setiap persoalan dengan cara yang Allah ridai.

2. Memilih teman yang baik

Teman yang baik adalah yang sempurna tulus ingin melihat kita dekat dengan Allah. Kalau ada teman yang ketika kita hijrah lantas menjauh, sungguh dia bukan orang yang tepat menjadi penguat dalam ketaatan. Sebab teman yang baik sejatinya memberikan dukungan penuh pada kita saat melangkah dalam kebaikan

Saat khilaf mengingatkan dengan ahsan, dalam melakukan ketaatan hatinya senang, saat berduka ia menawarkan pundaknya menguatkan, dan ketika futur mereka merangkulmu erat agar tetap pada jalan takwa. Cintanya sempurna karena Allah 🙂

3. Mengingat kematian

Masih ingat dengan Muhammad Ali? Salah seorang petinju legendaris berkebangsaan Amerika yang memeluk Islam. Kisah hijrah beliau banyak menginspirasi kaum muslim. Bukan hanya di muslim di Amerika tapi juga seluruh dunia. Ada nasehat sebelum beliau wafat sekaligus amalan yang beliau lakukan yang menguatkan beliau dikala ingin bermaksiat.

“Saya tidak merokok, tapi saya selalu membawa korek api di kantong celana. Setiap kali hati saya tergerak untuk bermaksiat, maka saya bakar satu batang korek api dan rasakan panasnya ke telapak tangan. Saya pun berkata dalam hati ‘Wahai Ali, menahan panasnya korek api ini saja kamu tidak sanggup, bagaimana dengan dahsyatnya panas api neraka?”.

Ketidak kekalan kita di dunia, itu pasti. Yang bernyawa pasti merasai yang namanya kematian. Yang tidak pasti adalah ketika di kampung akhirat, kita ditempatkan dimana. Surga atau neraka.

Maka strategi bertahan yang ketiga adalah kita senantiasa mengingat bahwa jarak kita dengan kematian sangat dekat. Bahwa amalan sekecil apapun dipertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak.

Ad-Daqqaq r.a. pernah berkata, “Siapa yang banyak mengingat kematian, maka ia akan dimuliakan dengan tiga perkara: Segera bertaubat; Mendapatkan kepuasan hati; dan bersemangat dalam beribadah. Dan siapa yang lupa akan kematian, maka ia akan disiksa dengan tiga perkara: Menunda untuk bertaubat; Tidak merasa cukup dengan yang ada dan malas beribadah.” Wallahu a’lam.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel